Pendapat MUI Soal Alter Mengenai Status Kelaminnya

Majelis Ulama Indonesia angkat bicara soal kasus Alterina Hofan dan Jane Diviyanti yang berujung kepada persoalan hukum. Menurut Ketua MUI Amidhan, pernikahan Alter dengan Jane Deviyanti dinilai haram dan tidak dibenarkan agama.

Dari hasil penyidikan Mabes Polri, DNA Alter adalah perempuan walau ada kelainan di jenis kelaminnya. "Seharusnya Alter menyempurnakan identitasnya sebagai perempuan," kata Amidhan, Jumat 28 Mei 2010.



Sangat disayangkan bila Alter memilih menjadi laki-laki dengan mengangkat rahim dan menyuntik hormon testoteron yang dapat menumbuhkan kumis dan jengot serta mengubah suara seperti lelaki. "Apa yang dilakukannya telah menyalahi kodrat sebagai wanita," ujarnya.

Sementara itu, kuasa hukum Alterina Hofan, Ibnu Siena Bantayan menyampaikan rasa hormatnya terhadap Majelis Ulama Indonesia. Dia berharap semua pihak berbicara sesuai dengan keilmuannya. "Jangan berbicara bila tidak memahami benar tentang masalah ini," ujarnya kepada VIVAnews, Jumat 28 Mei 2010.

Mengenai cara Alter yang telah menyalahi kodratnya, Ibnu Siena membatah keras. Tidak benar Alter telah mengangkat rahim dan menyuntikan hormon testoteron. "Tidak pernah ada rahim dan kumis serta jenggot memang sudah ada," ujar dia lagi.

Pada Senin kemarin, keberatan yang diajukan Alter ditolak oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU). Alter dilaporkan ibunda Jane, Maria Grace, dengan tuduhan memalsukan identitas dan surat-surat sesuai Pasal 266 ayat 1, Pasal 263 ayat 1 serta ayat 2 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun penjara.

Kasus ini terjadi ketika Alter yang secara formal berjenis kelamin wanita itu menikahi wanita bernama Jane Deviyanti pada 9 September 2008. Keluarga Jane kemudian melaporkan Alter ke polisi atas dugaan pemalsuan surat dengan mengaku sebagai pria untuk bisa menikahi Jane. Pemalsuan ini diduga dilakukan di sebuah kantor kelurahan di Jakarta Selatan. Kasus ini kemudian sampai ke pengadilan.